Dahulu aku di situ,
Tersembam mengejar pahala,
Ku lontarkan surat cinta walau aku sendiri buta,
Ku turuti setiap langkah mereka,
Ku saluti jiwa ini dengan ketakutan,
Walhal semuanya dusta,
Bila saat suratNya mula bersuara,
Gementar seluruh jiwa,
Bukan kerna takut tapi kerna gema cinta,
Pertama kali aku bersua,
Dibuka rentak terikat,
Tersentak aku tapi kelu memikat,
Dibuka suratan masa,
Tersentak aku tapi gembira teramat,
Diajar akar, ditunjuk batang, diidam buah,
Tersentak aku tapi aman sejagat,
Kiri atau kanan?
Ku jawab tengah,
Dihambat lagi, di soal lagi.
Campur atau penuh?
Ku jawab mustahil.
Ditempa lagi, di celup lagi.
Menggigil, aku tak berdaya,
Rupa segalanya dusta,
Aku tenang walau langkah makin mendaki,
Aku girang walau kata makin mencaci,
Aku senang walau diri makin dibenci,
Kerna sekarang aku pasti,
Kerna sekarang aku realiti,
Sinarnya ku jumpa,
Bukan sekadar cinta,
Tapi Rahmat seluruh semesta,
Tersembam mengejar pahala,
Ku lontarkan surat cinta walau aku sendiri buta,
Ku turuti setiap langkah mereka,
Ku saluti jiwa ini dengan ketakutan,
Walhal semuanya dusta,
Bila saat suratNya mula bersuara,
Gementar seluruh jiwa,
Bukan kerna takut tapi kerna gema cinta,
Pertama kali aku bersua,
Dibuka rentak terikat,
Tersentak aku tapi kelu memikat,
Dibuka suratan masa,
Tersentak aku tapi gembira teramat,
Diajar akar, ditunjuk batang, diidam buah,
Tersentak aku tapi aman sejagat,
Kiri atau kanan?
Ku jawab tengah,
Dihambat lagi, di soal lagi.
Campur atau penuh?
Ku jawab mustahil.
Ditempa lagi, di celup lagi.
Menggigil, aku tak berdaya,
Rupa segalanya dusta,
Aku tenang walau langkah makin mendaki,
Aku girang walau kata makin mencaci,
Aku senang walau diri makin dibenci,
Kerna sekarang aku pasti,
Kerna sekarang aku realiti,
Sinarnya ku jumpa,
Bukan sekadar cinta,
Tapi Rahmat seluruh semesta,
Salam pendekar. Saya tertarik banyak perkara yang saudara lontarkan dalam blog saudara ini. Salah satunya puisi ini. Puisi sufi yang memikat.
ReplyDeleteSuka....... :D
ReplyDeletesalam perdamaian..getaran cinta itu semakin kelam dalam jiwai ini..nazirul
ReplyDeleteTiada kata secantik Bahasa,
ReplyDeleteIni puisi utk kekuatan diri nih..
ayatnya sangat mendalam..penuh makna ..mungkin kalau saya tersilap tafsir tapi memang penuh keinsafan untuk saya yang pernah alaminya
ReplyDeleteAduh.Bingkisan puisi yang bukan setakat puisi.Sesungguhnya ada teman-teman di samping mu.
ReplyDeleteالسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
ReplyDeletePok Li, Hanya jauhari mengenal manikam....heh
Ku tak sempurna, he he he, comel pulak ko buat macam tue..... harg harg harg....
Nazirul, suluh dengan ayat cintaNya.
azlin Hashim, ;-), yang paling penting kuatkan kecintaan padaNya.
Fahana_ann, payah nak bersuara untuk menjelaskan, kena alami baru mudah memahaminya...
Wira, Aku doakan dan sering meminta agar teman-teman seperjuangan tetap teguh bersama....mardhotillah.
Taniah sebuah puisi yang indah....
ReplyDelete......Sinarnya ku jumpa,
Bukan sekadar cinta,
Tapi Rahmat seluruh semesta.....
Salam puisi..
ReplyDeletesangat menarik, pengertian yang mendalam dan kecintaan abadi..
sekadar berkongsi syair arab..
pahit balaNya dirasa hikmat
diterima gembira apa pun yang Dia perbuat
tidak diberi pun tidak mengapa
kefakiran dianggap penghormatan saja
kau lihat keinginannya
hanyalah mentaati kekasihnya
kau lihat mukanya berseri
hanya si Dia ada di hati.
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
ReplyDeletesakurasa 2, aku sekadar menyampaikan riwayat hidup seorang pejuang, dan mengharapkan lebih ramai memperjuangkan untuk menzahirkan sistem Allah.
naz ilyn, terima kasih, atas syair Arab... heh, memang menarik.....hanya si Dia ada dihati.
"kiri? kanan?
ReplyDeletekujuga bisa menjawab tengah
mana lagi yang terpikir
yang kiri tak mahu mengaku
yang kanan, masih belum di situ
rupanya yang tengah itu hanya membedakan
rupanya dua itu saja yang ada
rupanya ke kiri juga jatuhnya
rupanya..."
terkenang semula
puisi ini... ah, memutar memori
pengalaman akan-akan, mungkin waktunya beda
~deja vu~
salam...
ReplyDeleteAl-Baqarah:152
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.
Alhamdulillah...